journalofserviceclimatology.org – Richard Heydarian, seorang analis politik yang berasal dari Universitas Filipina, telah membuat perbandingan antara strategi kampanye Prabowo Subianto, calon presiden nomor urut dua di Indonesia, dengan pendekatan yang digunakan oleh Presiden Filipina, Ferdinand ‘Bongbong’ Marcos Jr. Komentar Heydarian ini disampaikan ketika Prabowo tampak unggul dalam hasil hitung cepat yang dilakukan oleh beberapa lembaga survei.
Menurut apa yang dikatakan oleh Heydarian dalam sebuah postingan di platform X minggu lalu, ia percaya bahwa Indonesia mungkin akan mengadopsi model demokrasi yang serupa dengan Filipina, di mana kesalahpahaman umum berkembang dan tokoh-tokoh berpengaruh dapat tampil ‘menggemaskan’ melalui tindakan yang menarik, sering kali mengesampingkan isu-isu hak asasi manusia dan di mana dinasti politik, baik yang baru maupun yang lama, memiliki cengkeraman kuat atas sistem politik.
Ini mengacu pada taktik kampanye Prabowo yang kerap kali menampilkan dirinya sedang menari, sebuah strategi yang tampaknya telah membuatnya mendapat julukan yang menyenangkan di kalangan pemilih. Tim kampanye Prabowo, mirip dengan Marcos Jr., telah dengan cerdik menggunakan media sosial, khususnya TikTok, untuk menjangkau pemilih muda.
Marcos Jr., yang merupakan anak dari mantan Presiden Filipina Ferdinand Marcos Sr., juga dikenal menggunakan strategi serupa dalam kampanye politiknya, yang dianggap oleh beberapa pihak sebagai cara untuk mengalihkan perhatian dari sejarah keluarganya.
Heydarian bahkan menyebutkan bahwa Indonesia tampaknya sedang menuju pemilihan umum pertama yang sangat dipengaruhi oleh TikTok, menyamakan penggunaan platform oleh Prabowo dengan cara Marcos Jr. memenangkan hati generasi Z dan pemilih muda.
Di masa kampanye, banyak yang mengamati kemiripan antara usaha Prabowo untuk memenangkan dukungan dan metode yang digunakan oleh Bongbong di Filipina.
Indonesia telah menyelenggarakan pemilihan umum pada 14 Februari, dimana Prabowo terpantau unggul dengan 58 persen suara berdasarkan 90 persen sampel suara yang telah dihitung dalam survei cepat.
Sementara itu, data perhitungan real count dari Komisi Pemilihan Umum (KPU) menunjukkan Prabowo mendapatkan 57 persen dari 72 persen suara yang telah dihitung.
Meskipun hasil awal menunjukkan Prabowo berada di depan, kemenangan resminya masih menunggu pengumuman hasil pemilihan umum oleh KPU pada bulan Maret mendatang.