journalofserviceclimatology.org – Duta Besar Kerajaan Inggris untuk Indonesia, ASEAN, dan Timor Leste, Dominic Jermey, melakukan kunjungan ke residensi Prabowo Subianto pada hari Jumat, 16 Februari. Selama pertemuan tersebut, Jermey menyampaikan pesan selamat dari Perdana Menteri Inggris, Rishi Sunak, yang mengakui keberhasilan Prabowo berdasarkan hasil awal penghitungan suara dalam pemilihan umum.
Dalam sebuah pesan yang diposting pada platform media sosial resmi miliknya, Jermey menyampaikan rasa terima kasihnya atas sambutan hangat yang diberikan oleh Prabowo. Dia menyatakan pertemuan itu sebagai kesempatan penting untuk membahas masa depan hubungan antara kedua negara.
“Apresiasi saya yang mendalam kepada Pak Prabowo atas sambutan hangatnya kemarin. Sangat menyenangkan mendiskusikan berbagai kemungkinan yang terbentang di depan kita, dan potensi besar yang bisa kita capai bersama sebagai negara-negara mitra.”
“Saya merasa terhormat dapat menyampaikan pesan selamat dari [Rishi Sunak] PM Inggris terkait pencapaian Anda dalam Pemilu 2024,” demikian Jermey menuliskan dalam unggahannya di media sosial.
Dalam unggahan tersebut, Jermey juga membagikan beberapa foto yang menangkap momen kebersamaan mereka, salah satunya memperlihatkan ia berdiri sementara Prabowo duduk di sebuah kursi berwarna hijau.
Prabowo telah menerima ucapan selamat dari berbagai pemimpin dunia sehubungan dengan posisinya yang menguntungkan dalam hasil hitungan cepat, dengan sebagian besar lembaga survei menunjukkan ia memimpin dengan lebih dari 56 persen suara.
Data terkini dari penghitungan resmi Komisi Pemilihan Umum (KPU) hingga siang hari Sabtu, 17 Februari pukul 12.00 WIB, menunjukkan Prabowo masih unggul dengan 57,5 persen suara, berdasarkan 64,80 persen suara yang telah dihitung. Jika tren ini berlanjut, Prabowo berpotensi memenangkan pemilu dalam satu putaran saja.
Selain dari PM Inggris, ucapan selamat juga telah datang dari berbagai pemimpin global, termasuk Perdana Menteri Australia Anthony Albanese, Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong, Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim, serta Presiden Rusia Vladimir Putin.
Israel telah menandai Rafah sebagai posisi kunci yang tersisa bagi Hamas di wilayah Gaza, dan telah menyatakan komitmennya untuk melanjutkan operasi militer di wilayah tersebut.
Dengan perkiraan populasi sekitar 1,4 juta orang, kota Rafah dipenuhi oleh warga Palestina, banyak di antaranya adalah pengungsi yang terpaksa meninggalkan rumah mereka akibat konflik di berbagai bagian lain dari Gaza.
Antonio Guterres, Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa, telah mengungkapkan keprihatinan mendalam atas situasi yang berkembang di Jalur Gaza, dan lebih khusus lagi di Rafah. Beliau memperingatkan bahwa situasi yang memburuk ini dapat memperparah kondisi kemanusiaan yang sudah sangat sulit dan dapat memiliki dampak yang luas dan serius pada stabilitas regional.