journalofserviceclimatology.org – Pemerintah Australia menunjukkan keengganan atau penundaan dalam mengirim bantuan senjata ke Israel, di tengah konflik berkelanjutan di Jalur Gaza yang dimulai sejak Oktober tahun sebelumnya. Kenaikan jumlah korban yang signifikan di Gaza, yang telah melampaui angka 26.000 karena aksi militer Israel, menjadi salah satu faktor dalam pertimbangan tersebut.
Di bawah kepemimpinan Perdana Menteri Anthony Albanese, pemerintah telah menangguhkan keputusan terkait ekspor peralatan militer ke Israel.
Dilaporkan oleh Al Jazeera pada tanggal 1 Februari, seorang sumber menyebutkan adanya perlambatan yang tampaknya disengaja dalam pengambilan keputusan yang berkaitan dengan Israel selama konflik di Gaza berlangsung.
Sumber tersebut menambahkan bahwa tampaknya tidak ada keinginan dari pihak pemerintah untuk muncul sebagai pendukung atau penentang dari penjualan peralatan militer ke Israel.
Israel telah mencoba untuk mengakuisisi peralatan militer buatan Australia, termasuk sistem anti-drone. Namun, menurut sumber tersebut, belum ada respons resmi dari Kementerian Pertahanan Australia meskipun sudah beberapa bulan berlalu.
Individu yang terlibat dalam proses perizinan ekspor senjata di Australia mengungkapkan adanya kesulitan dalam menentukan penyebab spesifik dari penundaan persetujuan ekspor senjata tersebut.
Beberapa pihak menduga bahwa Menteri Luar Negeri Australia, Penny Wong, memainkan peran dalam proses keputusan ini.
Menurut sumber dari industri yang diwawancarai oleh ABC, ada kesan bahwa terdapat tekanan dari pemerintah yang mengarah pada keengganan Kementerian Pertahanan untuk melanjutkan dengan persetujuan ekspor.
Israel, yang dikenal sebagai produsen senjata utama di tingkat global, biasanya tidak mengandalkan impor peralatan militer dari Australia. Namun, selama beberapa dekade, Australia telah menjadi pembeli utama peralatan pertahanan dari Israel.
Dalam tanggapan terhadap isu tersebut, Kementerian Pertahanan Australia angkat bicara, menegaskan bahwa Australia mengoperasikan sistem pengawasan ekspor yang sangat ketat untuk industri pertahanan dan senjata.
Seorang juru bicara Kementerian Pertahanan menekankan bahwa pemerintah telah menjelaskan bahwa tidak ada pasokan senjata ke Israel yang terjadi sejak awal konflik, dan ini telah berlaku untuk periode minimal lima tahun terakhir.
Australia, menurut juru bicara tersebut, menerapkan kerangka pengendalian ekspor yang ketat, yang dirancang untuk mengatur penjualan peralatan militer secara cermat.