journalofserviceclimatology.org – Berbagai negara di Timur Tengah dan organisasi internasional telah menyuarakan kecaman mereka terhadap tindakan pasukan Israel setelah insiden penembakan terhadap warga Palestina yang sedang mengantri untuk mendapatkan makanan di Gaza, yang terjadi pada hari Kamis tanggal 29 Februari. Menurut laporan dari Kementerian Kesehatan Gaza, terdapat 112 korban jiwa dan lebih dari 750 orang mengalami luka-luka sebagai akibat dari kejadian ini.
Berikut adalah daftar entitas yang telah mengutuk aksi militer Israel:
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB): Martin Griffiths, seorang pejabat PBB, mengungkapkan rasa terkejutnya terhadap jumlah korban dan menyampaikan komentar tersebut melalui Al Jazeera pada hari Jumat (1/3). Griffiths menggambarkan kecepatan hilangnya nyawa di Gaza sebagai sesuatu yang sangat memprihatinkan.
Arab Saudi: Kementerian Luar Negeri Arab Saudi menyatakan penolakan mereka terhadap pelanggaran hukum internasional oleh pihak manapun, termasuk yang dilakukan oleh Israel, seperti yang dirilis secara resmi oleh Kemlu Saudi.
Mesir: Kementerian Luar Negeri Mesir menyatakan kecaman mereka terhadap aksi yang dianggap tidak manusiawi oleh Israel, menyebutnya sebagai kejahatan yang memalukan dan pelanggaran terhadap hukum internasional.
Yordania: Kementerian Luar Negeri Yordania juga mengecam tindakan kekerasan yang dilakukan oleh pasukan Israel terhadap warga Palestina yang sedang berkumpul untuk mendapatkan bantuan.
Agresi pasukan Israel di Gaza, yang telah berlangsung sejak 7 Oktober, telah menyebabkan kerusakan besar-besaran termasuk pada fasilitas sipil dan telah berujung pada kematian lebih dari 30.000 warga Palestina serta kerusakan rumah yang berjumlah ratusan ribu.
Dalam sebuah laporan oleh Reuters, diklaim oleh militer Israel bahwa penembakan terjadi ketika ribuan warga mengepung konvoi yang terdiri dari 38 truk yang membawa bantuan, yang menyebabkan beberapa orang luka dan tertabrak truk.
Sebaliknya, seorang sumber dari Israel mengakui bahwa tembakan dilepaskan ke arah kerumunan karena dianggap membahayakan.
Kementerian Kesehatan Gaza mengecam insiden itu sebagai “pembantaian” dan mengutuk aksi tersebut dengan keras.