journalofserviceclimatology.org – Perdana Menteri Palestina, Mohammad Shtayyeh, menentang inisiatif Israel untuk memindahkan atau mengubah perbatasan Rafah, yang merupakan penghubung antara Jalur Gaza dan Mesir.
“Upaya Israel untuk memindahkan perbatasan ke lokasi baru merupakan hal yang kami tolak. Masalah ini adalah urusan internal antara Mesir dan Palestina,” ujar Shtayyeh pada hari Senin, 5 Februari. Laporan dari media Israel, Channel 13, pada Sabtu, 3 Februari, menyebutkan bahwa ada pertimbangan dari pihak Israel untuk memindahkan perbatasan Rafah ke wilayah Kerem Shalom.
Tujuan dari pemindahan penyeberangan ke titik pertemuan perbatasan antara Israel, Gaza, dan Mesir adalah untuk mengeliminasi kemungkinan campur tangan Kairo dalam pengelolaan perbatasan tersebut, menurut laporan dari Anadolu Agency. Perbatasan Rafah merupakan saluran penyeberangan utama antara Mesir dan Jalur Gaza.
Pasca serangan yang dilakukan oleh fraksi Palestina Hamas pada 7 Oktober 2023, Israel melancarkan serangan yang mengakibatkan kematian minimal 27.365 warga Palestina dan melukai 66.630 orang lainnya, sementara hampir 1.200 warga Israel dipercaya telah kehilangan nyawa akibat serangan balasan dari Hamas.
Serangan dari Israel telah mengakibatkan sekitar 85% populasi Gaza mengungsi, menghadapi krisis kekurangan makanan, air bersih, dan obat-obatan. Lebih lagi, sekitar 60% dari infrastruktur di wilayah tersebut dilaporkan rusak atau hancur, sebagaimana diungkapkan oleh PBB.
Menteri Pertahanan Israel, Yoav Gallant, menyatakan bahwa target operasi militer selanjutnya di Jalur Gaza adalah kota Rafah di selatan, yang dianggapnya sebagai benteng terakhir bagi Hamas Palestina.
Dalam sebuah konferensi pers yang dilaporkan oleh media nasional KAN, Gallant mengatakan bahwa para pejuang Hamas dan pemimpinnya menggunakan Rafah sebagai tempat persembunyian. “Kami akan memperluas serangan kami ke wilayah yang belum kami targetkan sebelumnya di tengah dan selatan Jalur Gaza, terutama ke Rafah selaku kubu terakhir Hamas,” ujarnya.
Pengumuman Israel untuk menargetkan Rafah ini dibuat bersamaan dengan peringatan lima bulan serangan mereka di Jalur Gaza yang dimulai sejak 7 Oktober 2023. Agresi Israel bermula dari utara Gaza, bergerak ke tengah termasuk Khan Younis, menghancurkan infrastruktur dan menyebabkan jutaan orang harus mengungsi.