journalofserviceclimatology.org – Sekretaris Negara AS, Antony Blinken, telah menyampaikan bahwa terdapat peluang signifikan bagi Israel untuk membangun hubungan yang lebih erat dengan negara-negara Arab di wilayah tersebut. Di samping itu, dia menegaskan perlunya pembentukan sebuah negara Palestina yang merdeka.
Dalam komentarnya, Blinken menyoroti inisiatif yang dipimpin oleh beberapa negara Arab yang bertujuan untuk memperkuat Otoritas Palestina. Tujuannya adalah agar Otoritas Palestina dapat lebih efisien dalam merepresentasikan dan memenuhi aspirasi rakyat Palestina.
“Saat ini, nyaris seluruh negara Arab menunjukkan keinginan yang konkret untuk memasukkan Israel ke dalam lingkaran regional, dengan tujuan menormalisasi hubungan. Hal ini mencakup upaya untuk memberikan komitmen serta garansi keamanan yang akan membuat Israel merasa lebih terlindungi,” ungkap Blinken selama sesi diskusi panel di Konferensi Keamanan Munich, yang diadakan pada hari Sabtu, 17 Februari, seperti dilaporkan oleh Reuters.
Dia melanjutkan dengan menekankan bahwa ada kebutuhan mendesak, yang lebih kritis dari sebelumnya, untuk maju menuju pembentukan sebuah negara Palestina. Negara tersebut harus dirancang sedemikian rupa sehingga dapat menjamin keamanan Israel sebagai bagian dari visinya.
Pemerintahan Presiden Joe Biden di Amerika Serikat sedang berupaya merancang sebuah kesepakatan komprehensif yang akan memulihkan dan memperkuat hubungan antara Israel dan Arab Saudi.
Sebagai bagian dari kesepakatan yang ditargetkan, Arab Saudi bersama dengan negara-negara Arab lainnya mengadvokasi pembentukan sebuah negara Palestina yang berdaulat.
Dalam konteks ini, AS juga berusaha untuk mengamankan pembebasan warga Israel yang ditahan oleh Hamas sejak insiden penculikan pada 7 Oktober, yang merupakan titik kritis dalam konflik tersebut, di mana Hamas melakukan infiltrasi ke dalam wilayah Israel dan melaksanakan serangan yang menjadi salah satu yang terburuk dalam beberapa dekade.
Langkah-langkah seperti kesepakatan pembebasan tawanan dan gencatan senjata kemanusiaan dianggap sebagai elemen kunci dalam mendorong pembicaraan untuk normalisasi hubungan antara Arab Saudi dan Israel.
Meskipun prosesnya sempat terganggu akibat serangan tersebut, diskusi mengenai normalisasi telah kembali berlangsung di bulan-bulan terakhir ini.
Para diplomat Amerika menganggap bahwa diskusi tentang rekonstruksi Gaza pasca-konflik dan reformasi Otoritas Palestina—yang saat ini mengelola pemerintahan otonom di wilayah-wilayah tertentu di Tepi Barat yang diduduki—sebagai prasyarat untuk mengatur tata kelola di Gaza yang padat penduduk serta memetakan prospek untuk mendirikan negara Palestina sebagai bagian dari diskusi yang lebih luas.