journalofserviceclimatology.org – Rumah Sakit Nasser, yang berlokasi di Jalur Gaza, Palestina, saat ini tidak dapat beroperasi setelah mengalami serangan oleh pasukan Israel baru-baru ini. Menurut Ashraf al-Qidra, juru bicara Kementerian Kesehatan Gaza, dalam laporan kepada Reuters pada tanggal 18 Februari, hanya empat staf medis yang tersisa dan masih memberikan perawatan kepada pasien di fasilitas kesehatan tersebut, yang terletak di kota Khan Younis.
Al-Qidra menekankan pentingnya Rumah Sakit Nasser sebagai pusat layanan kesehatan utama di wilayah selatan Jalur Gaza dan menyatakan bahwa tidak berfungsinya rumah sakit ini adalah sebuah pukulan berat bagi warga di Khan Younis dan Rafah, yang banyak di antaranya adalah pengungsi Palestina.
Dia menjelaskan bahwa kekurangan bahan bakar dan konflik yang terjadi di sekitar rumah sakit telah membuatnya tidak mungkin untuk dioperasikan.
Dalam insiden yang terjadi pada tanggal 15 Februari, pasukan Israel melakukan penggerebekan di rumah sakit tersebut, menangkap individu dan menahan beberapa staf medis. Laporan dari Reuters mengutip pernyataan militer Israel yang menyatakan bahwa mereka sedang dalam operasi untuk mengejar militan di rumah sakit Nasser, dengan klaim telah menahan 100 orang di lokasi dan mengeliminasi individu bersenjata di sekitarnya serta menemukan senjata di dalam rumah sakit.
Hamas menyangkal klaim bahwa pejuang mereka menggunakan rumah sakit sebagai tempat perlindungan. Ada pula laporan bahwa setidaknya dua warga Israel yang sempat disandera telah dibebaskan dan mengatakan mereka ditahan di Rumah Sakit Nasser.
Pada awal pekan, sekitar 10.000 orang berlindung di rumah sakit ini, namun banyak yang telah meninggalkan tempat tersebut baik karena mengantisipasi serangan lebih lanjut dari Israel atau karena perintah evakuasi dari rumah sakit, menurut informasi dari Kementerian Kesehatan Gaza.