journalofserviceclimatology.org – Surat kabar The Sun melaporkan pada hari Rabu, tanggal 21 Februari 2024, bahwa selama pengujian terbaru, sistem penangkal nuklir Trident milik Inggris menghadapi sebuah kegagalan yang mengakibatkan rudal jatuh ke laut, di dekat lokasi peluncurannya yaitu lepas pantai Florida. Kementerian Pertahanan Inggris telah mengakui terjadinya ‘anomali’ selama ujian tersebut namun menegaskan bahwa sistem pertahanan nuklir negara itu masih dianggap aman, terlindungi, dan efektif.
Dikatakan bahwa pada saat Menteri Pertahanan Grant Shapps hadir di kapal HMS Vanguard untuk menyaksikan uji coba, tahap awal pendorong (booster) pada rudal, yang dipasangi hulu ledak palsu, tidak berfungsi sebagaimana mestinya.
Kegagalan terbaru ini menambah catatan uji coba Trident yang tidak berhasil setelah insiden serupa pada tahun 2016 di mana rudal dilaporkan menyimpang dari jalurnya. Kegagalan ini terjadi pada sebuah negara yang dikenal dengan sejarah angkatan lautnya yang paling dominan dan kuat di dunia. Seorang sumber, yang diwawancarai oleh The Sun, menggambarkan kejadian tersebut dengan mengatakan, “Rudal Trident lepas dari kapal selam tetapi kemudian jatuh begitu saja di samping lokasi.”
Kementerian Pertahanan, meskipun mengakui bahwa terdapat masalah yang spesifik pada uji coba tersebut, tetap menegaskan bahwa anomali itu tidak mencerminkan masalah yang lebih luas atau mengurangi kepercayaan pada kehandalan sistem rudal Trident secara keseluruhan.
Pemerintah Inggris diperkirakan akan menghadapi pemeriksaan ketat di parlemen terkait kegagalan terbaru sistem pertahanan nuklir Trident, terutama karena insiden tersebut pertama kali diungkap oleh media daripada diumumkan oleh pejabat pemerintah. Kejadian ini timbul di saat kesiapsiagaan Angkatan Laut Inggris sedang dievaluasi secara intensif. Pada awal bulan, kapal induk unggulan Inggris, HMS Queen Elizabeth, terpaksa ditarik dari latihan besar NATO, yang merupakan yang terbesar sejak Perang Dingin, setelah pemeriksaan rutin menemukan masalah pada poros baling-balingnya.
Matthew Savill, direktur Ilmu Militer di Royal United Services Institute, lembaga pemikiran pertahanan dan keamanan, menyebutkan bahwa pemerintah kemungkinan besar tidak akan mengungkapkan banyak detail tentang uji coba yang terjadi di HMS Vanguard karena alasan keamanan.
Savill menyampaikan bahwa negara-negara dengan kemampuan nuklir saling memantau uji coba masing-masing. “China dan Rusia tentu telah waspada terhadap situasi ini dan hampir dapat dipastikan mereka menyadari bahwa tidak ada peluncuran rudal yang berhasil,” ucapnya. Sistem penangkal nuklir Inggris didukung oleh armada empat kapal selam bertenaga nuklir yang dilengkapi dengan sistem rudal balistik Trident, yang dibuat oleh Lockheed Martin. Sistem penangkal nuklir ini memerlukan biaya operasional sekitar USD 3,79 miliar per tahun, yang merupakan sekitar 6% dari total anggaran pertahanan Inggris.
Pada tahun 2016, parlemen Inggris memberikan suara untuk menyetujui pembangunan kelas baru kapal selam, yang diperkirakan akan mulai beroperasi pada dekade 2030 dengan biaya yang diperkirakan mencapai 31 miliar pound sterling. Savill dari RUSI menjelaskan bahwa ini berarti armada Vanguard saat ini beroperasi melebihi jangka waktu pelayanan yang diharapkan, sehingga memerlukan program perbaikan yang ekstensif. “Mereka bekerja berdasarkan asumsi bahwa kapal selam Vanguard akan melewati masa layanan aslinya setidaknya satu dekade,” ujarnya kepada Reuters. “Dan ini menciptakan tekanan serta tegangan pada sistem.” Situs web Royal Navy menyatakan bahwa selalu ada kapal selam rudal balistik Inggris yang berpatroli di laut sejak tahun 1969, dan bahwa “penangkal nuklir yang kredibel bergantung pada kemampuan untuk meluncurkan respons yang pasti dan efektif terhadap agresi.”