journalofserviceclimatology.org – Serikat pekerja Federasi Pekerja Transportasi Air India yang beroperasi di 11 dari total 13 pelabuhan besar milik negara di India, tidak termasuk Pelabuhan Mundra yang dikelola oleh Grup Adani. Grup Adani memiliki saham mayoritas dalam usaha patungan dengan Elbit Systems, produsen peralatan militer terkemuka Israel.
Sejak tanggal 7 Oktober, konflik telah menyebabkan lebih dari 29.000 korban warga Palestina akibat tindakan militer Israel di wilayah yang terisolasi tersebut. Israel juga dituduh melakukan pembatasan sistematis terhadap akses air, listrik, makanan, dan komunikasi bagi penduduk di Gaza. Langkah serikat pekerja ini muncul menyusul laporan bahwa militer Israel baru-baru ini mendapatkan 20 drone Hermes 900 asal India, yang sering digunakan dalam operasi di Gaza. Pemerintah Israel dan India belum secara resmi mengakui adanya perjanjian ini. Namun, sumber dari Adani, yang mengelola belasan pelabuhan kecil di berbagai negara bagian India, telah mengonfirmasi kepada The Wire bahwa drone tersebut telah tiba di Israel. Aktivis hak asasi manusia dan analis pertahanan menyatakan kekhawatiran bahwa tindakan ini bisa meningkatkan keterlibatan India dalam konflik yang sedang berlangsung di Gaza.
Pada tanggal 7 Februari, saluran berita India, TV9 Hindi, melaporkan bahwa drone yang diproduksi di kota Hyderabad, India bagian tengah-selatan, diharapkan dapat mendukung “kebutuhan Israel dalam konflik dengan Hamas.” India merupakan salah satu pembeli senjata terbesar dari Israel, dengan menyumbang sekitar 46% dari total penjualan senjata Israel ke dunia.
Di bawah pemerintahan Perdana Menteri Narendra Modi, perusahaan-perusahaan India telah berkolaborasi dengan pabrik-pabrik Israel untuk memproduksi persenjataan di berbagai lokasi di India. Pertumbuhan hubungan bilateral antara India dan Israel telah mencapai titik strategis yang signifikan sejak tahun 2018, dengan kedua negara mengembangkan kemitraan yang erat dalam hal pertahanan dan teknologi.