journalofserviceclimatology.org – Beberapa rincian baru muncul terkait tragedi yang menimpa Bintang Balqis Maulana, santri berusia 14 tahun yang meninggal akibat dugaan kekerasan di Pondok Pesantren Al-Hanifiyyah. Saat prosesi pemulangan tubuh almarhum dari Kediri ke Banyuwangi, terjadi kejadian yang mencurigakan.
Ponidi, salah satu warga dekat rumah duka, menjelaskan bahwa dia mendapat informasi ketika AF, sepupu sekaligus salah satu dari tersangka dalam kasus ini, diperiksa di kantor polisi. Menurut keterangannya, ambulans yang mengangkut jenazah sempat berhenti selama satu jam, yang disebabkan oleh keterlambatan kedatangan orang tua Bintang dari Bali.
Ambulans tersebut berhenti di sebuah persimpangan di dekat kampung Kendenglembu, menunggu kedatangan orang tua Bintang. AF dan Suryanto, orang tua AF, berada dalam rombongan yang sama saat itu. Setelah orang tua Bintang tiba, barulah ambulans melanjutkan perjalanan ke rumah duka.
Di rumah duka, terjadi permintaan dari Suryanto dan AF agar jenazah tidak dibuka, namun keluarga Bintang memutuskan untuk memeriksa jenazah setelah melihat ada darah pada kain kafan. Hal ini menimbulkan kecurigaan dari keluarga dan tetangga karena Suryanto tampaknya mencoba menghalangi pemeriksaan lebih lanjut.
Ponidi berspekulasi bahwa kemungkinan ambulans berhenti bukan semata-mata untuk menunggu kedatangan orang tua Bintang, melainkan juga untuk Suryanto, yang mungkin berencana untuk hadir bersama dan memberikan penjelasan kepada keluarga Bintang. Suryanto sendiri diketahui mengikuti perjalanan tersebut dengan kendaraan yang berbeda dari Kediri.
Suyanti, ibu Bintang, juga mengonfirmasi bahwa AF dan Suryanto telah berusaha untuk mencegah pembukaan kain kafan, dengan alasan bahwa jenazah sudah disucikan dan harus segera dikebumikan.
Bintang Balqis Maulana, santri dari Pondok Pesantren Al-Ishlahiyah, diperkirakan meninggal karena perlakuan kasar dari seniornya. Ketika tubuhnya dikembalikan ke keluarga pada malam Jumat (23/02), jenazah Bintang sudah terbungkus kafan dan terlihat darah yang bercucuran.