journalofserviceclimatology.org – Kementerian Luar Negeri Indonesia telah merespons spekulasi mengenai kemungkinan pengunduran diri Menteri Luar Negeri Retno Marsudi dari kabinet Presiden Joko Widodo. Lalu Muhamad Iqbal, yang berperan sebagai juru bicara Kementerian, membantah rumor tersebut, menegaskan bahwa Retno tetap fokus pada tanggung jawabnya dalam mengurus kepentingan Indonesia di kancah internasional, termasuk isu-isu sensitif seperti situasi di Palestina.
“Menlu Retno masih terus berkomitmen dan tengah menangani berbagai agenda internasional yang membutuhkan perhatian mendalam, seperti isu Palestina. Beliau memiliki jadwal yang sangat padat,” ujar Iqbal kepada media.
Pada tanggal 19 Januari, Retno Marsudi sendiri telah menegaskan komitmennya pada pekerjaannya dalam urusan hubungan internasional, termasuk persiapan untuk debat di Dewan Keamanan PBB mengenai situasi di Gaza.
“Saat ini saya tengah mempersiapkan untuk debat di DK PBB terkait Gaza, dan saya akan berangkat ke New York besok malam,” tutur Retno
Kabar tentang kemungkinan beberapa menteri yang ingin mundur dari posisi mereka muncul setelah komentar yang dibuat oleh Faisal Basri, seorang ekonom senior dari Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), dalam sebuah acara di Jakarta Selatan pada tanggal 13 Januari. Faisal Basri menyebutkan bahwa di antara menteri yang mungkin mengundurkan diri adalah Menteri Keuangan Sri Mulyani dan Menteri PUPR Basuki Hadimuljono, serta beberapa menteri lain yang dikabarkan merasa tidak nyaman dengan arah kebijakan pemerintahan saat ini.
Spekulasi ini diperkuat oleh laporan pertemuan antara Menteri Keuangan Sri Mulyani dengan Presiden Joko Widodo pada tanggal 2 Februari, yang timbulkan pertanyaan tentang masa depan kabinet.
Istana Kepresidenan Indonesia telah memberikan klarifikasi bahwa pertemuan antara Presiden Joko Widodo dan Menteri Keuangan Sri Mulyani tidak berkaitan dengan spekulasi mengenai pengunduran diri Sri Mulyani dari Kabinet Indonesia Maju.
Ari Dwipayana, selaku Koordinator Staf Khusus Presiden, menjelaskan bahwa pertemuan tersebut merupakan bagian dari agenda rutin, di mana Sri Mulyani dijadwalkan untuk bertemu dengan Jokowi pada hari tersebut pukul 14.30. Tujuan dari pertemuan itu adalah untuk memberikan laporan terkait dengan pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) untuk tahun 2024.
Terkait hubungan antarpersonal di antara anggota kabinet, diketahui bahwa Sri Mulyani dan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi memiliki persahabatan yang erat dan telah berteman selama kurang lebih 44 tahun, sejak zaman mereka duduk di bangku sekolah menengah pertama.
Kedekatan mereka bukan hanya dalam lingkup profesional, tetapi juga telah terdokumentasi dalam momen-momen pribadi, seperti yang terlihat dalam sebuah kesempatan ketika mereka berpelukan setelah Indonesia menyelesaikan presidensi G20 pada bulan November 2022.