journalofserviceclimatology.org – Konflik antara Rusia dan Ukraina yang telah memasuki tahun ketiganya terus berlanjut tanpa tanda-tanda penyelesaian yang jelas. Meski terdapat tantangan yang dihadapi oleh Ukraina, termasuk penurunan jumlah amunisi dan kesulitan dalam perekrutan pasukan baru, terdapat pandangan bahwa situasi yang berkepanjangan ini dapat memberikan keuntungan bagi mereka.
Para pakar dari Center for Strategic and International Studies (CSIS) berpendapat bahwa konflik ini bisa berubah menjadi situasi yang mirip dengan pengalaman Amerika Serikat di Vietnam, yang secara historis dianggap sebagai kegagalan militer bagi AS, bagi Presiden Rusia Vladimir Putin.
“Sejarah telah menunjukkan bahwa banyak negara yang lebih kecil berhasil meraih kemenangan atas negara yang lebih besar dalam konflik militer, dengan Vietnam sebagai salah satu contoh. Perang ini, menurut saya, dapat dilihat dalam perspektif yang sama,” ujar Max Bergmann, yang mengepalai Program Eropa, Rusia, dan Eurasia di CSIS.
Selama Perang Vietnam, AS mengalami banyak kehilangan, dengan lebih dari 58.000 tentara yang gugur dalam konflik yang berkepanjangan, yang berlangsung dari tahun 1950-an hingga jatuhnya Saigon pada tahun 1975.
Menurut Eliot A. Cohen, seorang kepala di CSIS, Ukraina tidak akan mudah menyerah karena perang ini merupakan pertarungan untuk eksistensi mereka, berbeda dengan Rusia yang tidak menghadapi situasi serupa.
Dengan dukungan militer dari negara-negara Barat, analis percaya bahwa Ukraina dapat meniru hasil yang sama, berpotensi melemahkan tekad Rusia. “Saya ingin mengingatkan pada beberapa contoh di mana negara-negara lebih kecil mampu menaklukkan yang lebih besar: Soviet di Afghanistan, Prancis dan AS di Vietnam, AS dan NATO di Afghanistan, dan Prancis di Aljazair,” ujar Seth Jones, wakil presiden senior di CSIS.
Namun, apakah Ukraina dapat memanfaatkan situasi ini tergantung pada dukungan terus-menerus dari Barat. Saat ini, Kongres AS sedang mempertimbangkan paket bantuan yang bernilai 60 miliar dolar AS untuk Ukraina, yang sangat penting bagi kelangsungan perjuangan mereka.
“Jika pendanaan itu diberikan, kemampuan Ukraina untuk menahan serangan Rusia pada tahun 2024 akan terjamin,” ucap Bergmann. “Saya cukup optimis tentang prospek Ukraina pada tahun 2025.”