JOURNALOFSERVICECLIMATOLOGY.ORG – Kura-kura belimbing (Dermochelys coriacea), atau yang sering juga disebut sebagai kura-kura kulit, adalah salah satu spesies kura-kura laut yang paling langka dan besar di dunia. Spesies ini dikenal karena pola migrasinya yang panjang melintasi samudra dan bentuk tubuhnya yang unik. Namun, di balik keunikan tersebut, kura-kura belimbing menghadapi ancaman kepunahan yang serius akibat berbagai faktor. Artikel ini akan membahas kehidupan kura-kura belimbing dan upaya pelestarian yang dapat dilakukan untuk melindungi keberadaannya.

1. Karakteristik Kura-Kura Belimbing

Kura-kura belimbing dapat dikenali dari ciri-ciri fisiknya yang khas. Mereka memiliki cangkang yang lembut berbentuk oval dengan tujuh hingga sembilan tonjolan yang memanjang dari kepala hingga ekor, yang menyerupai bentuk buah belimbing—sehingga mendapatkan namanya. Berbeda dengan kura-kura lainnya yang memiliki cangkang keras, cangkang kura-kura belimbing terbuat dari kulit tebal dan berminyak yang menutupi lemak dan tulang-tulang kecil. Ukuran mereka yang besar, dengan berat yang bisa mencapai hingga 700 kilogram dan panjang hingga 2 meter, menjadikan mereka sebagai salah satu spesies kura-kura terbesar.

2. Habitat dan Pola Migrasi

Kura-kura belimbing adalah spesies pelagis yang dapat ditemukan di semua samudra tropis dan subtropis di dunia. Mereka melakukan migrasi sejauh ribuan kilometer antara tempat makan dan tempat bertelur. Pantai yang hangat dan berpasir merupakan lokasi yang ideal untuk mereka bertelur. Di Indonesia, pantai-pantai di Papua dan beberapa daerah lainnya menjadi lokasi penting bagi proses bertelur kura-kura belimbing.

3. Pola Makan

Kura-kura belimbing adalah hewan karnivora yang dietnya terutama terdiri dari ubur-ubur. Kemampuan mereka untuk menyelam hingga kedalaman lebih dari 1.000 meter memungkinkan mereka untuk mencari makanan di lautan terbuka. Namun, ketergantungan mereka pada ubur-ubur juga membuat mereka rentan terhadap polusi plastik, karena seringkali mereka tidak dapat membedakan antara ubur-ubur dengan sampah plastik yang mengambang di laut.

4. Ancaman dan Konservasi

Kura-kura belimbing menghadapi berbagai ancaman yang menyebabkan populasinya menurun secara drastis. Ancaman utama termasuk kehilangan habitat akibat pengembangan pesisir, pencemaran laut, terutama oleh plastik, serta penangkapan secara tidak sengaja dalam aktivitas perikanan. Selain itu, telur kura-kura belimbing seringkali diambil oleh manusia untuk dikonsumsi, yang mengurangi kesempatan bertahan hidup bagi generasi berikutnya.

Untuk melindungi spesies ini, berbagai upaya konservasi telah dilakukan, baik oleh pemerintah maupun organisasi non-pemerintah. Perlindungan area pantai bertelur, penegakan hukum terhadap perdagangan ilegal, serta edukasi masyarakat tentang pentingnya konservasi kura-kura belimbing adalah langkah-langkah penting yang telah dan terus dilakukan. Di beberapa tempat, program penangkaran juga telah dikembangkan untuk meningkatkan populasi kura-kura belimbing.

5. Kesimpulan

Kura-kura belimbing adalah makhluk yang luar biasa dengan peran penting dalam ekosistem laut. Mereka tidak hanya menjadi indikator kesehatan lingkungan laut, tetapi juga memiliki nilai ekologis, budaya, dan ekonomis bagi banyak masyarakat pesisir. Upaya pelestarian yang dilakukan tidak hanya akan menyelamatkan kura-kura belimbing dari kepunahan, tetapi juga menjaga keseimbangan kehidupan di laut untuk masa depan yang lebih berkelanjutan.

Diperlukan aksi kolektif dari semua pihak, mulai dari pemerintah, organisasi non-profit, komunitas lokal, hingga individu, untuk memastikan bahwa kura-kura belimbing dapat terus berkelana di lautan luas tanpa ancaman yang membayangi keberadaan mereka. Dengan demikian, kita dapat memastikan bahwa generasi mendatang masih memiliki kesempatan untuk menyaksikan keindahan dan keunikan dari salah satu makhluk tertua yang berkelana di bumi ini.