journalofserviceclimatology.org – Duta Besar Rusia untuk Indonesia, Lyudmila Vorobieva, baru-baru ini menyatakan bahwa pemerintah Rusia sedang mempertimbangkan saran yang diajukan oleh Indonesia mengenai penyelesaian konflik yang sedang berlangsung di Ukraina. Dalam sebuah wawancara dengan agen berita pemerintah Rusia, TASS, yang dipublikasikan pada tanggal 17 Februari, Vorobieva mengakui bahwa Rusia terbuka terhadap evaluasi dari usulan tersebut.
Vorobieva mengungkapkan penghargaan terhadap inisiatif Indonesia, namun juga menyoroti bahwa permasalahan utama terletak pada sikap Ukraina dan dukungan dari pihak-pihak Barat.
Komentar ini muncul sebagai tanggapan terhadap pertanyaan tentang posisi Rusia mengenai usaha Indonesia yang ingin menduduki peran sebagai mediator dalam konflik Ukraina. Vorobieva menambahkan bahwa Indonesia, bersama dengan sejumlah negara lain di kawasan Asia-Pasifik, telah menunjukkan kesediaannya untuk mendengarkan dan memahami perspektif Rusia.
Perhatian internasional tertuju pada Indonesia setelah Menteri Pertahanan sekaligus kandidat presiden unggulan berdasarkan hitung cepat, Prabowo Subianto, mengusulkan rencana perdamaian antara Rusia dan Ukraina. Usulan ini disampaikan dalam pertemuan tingkat menteri pertahanan di Shangri-La Dialogue di Singapura, Juni 2023.
Usulan Prabowo mencakup beberapa poin kunci, termasuk penghentian tembak-menembak, pembentukan zona demiliterisasi, penugasan pasukan perdamaian PBB, dan pelaksanaan referendum di wilayah yang kontroversial.
Sementara itu, Ukraina melihat usulan ini sebagai refleksi dari pandangan Rusia. Di sisi lain, Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Lavrov, mengkritik negara-negara Barat karena seringkali mengesampingkan usulan perdamaian yang diajukan oleh negara-negara berkembang.
Invasi Rusia ke Ukraina yang dimulai pada Februari 2022 telah berlanjut tanpa adanya resolusi yang jelas dan belum ada kesepakatan perdamaian yang disetujui oleh semua pihak yang terlibat hingga saat ini.