https://journalofserviceclimatology.org/
500 Orang Tewas, Israel Bom RS Baptis Al-Ahli di Gaza

journalofserviceclimatology.org – Pada hari Selasa tanggal 17 Oktober, terjadi sebuah serangan yang mengejutkan terhadap Rumah Sakit Baptis Al-Ahli yang terletak di Jalur Gaza, Palestina, yang dilakukan oleh militer Israel. Menurut laporan dari Kementerian Kesehatan di Gaza, serangan tersebut telah menyebabkan kematian sedikitnya 500 orang, dan telah digambarkan sebagai tindakan yang sangat tidak berperikemanusiaan.

Dalam insiden yang tragis ini, yang telah dicatat sebagai serangan paling mematikan oleh Israel sejak konflik tahun 2008, gambar-gambar yang muncul dari lokasi menunjukkan api yang besar, puing-puing, kaca yang pecah, dan sisa-sisa korban yang tersebar di seluruh area rumah sakit.

Militer Israel, yang telah menargetkan fasilitas kesehatan di kota Gaza, dilaporkan telah melakukan hal ini dengan pengetahuan penuh bahwa banyak warga sipil mencari perlindungan di rumah sakit tersebut untuk menghindari serangan udara yang intensif di wilayah tersebut.

Di samping itu, ada tuduhan bahwa Israel secara tidak tepat menyalahkan kelompok militan Palestina atas kehancuran tersebut, mengklaim bahwa kerusakan diakibatkan oleh peluncuran roket yang tidak berhasil, sambil mencoba menghilangkan bukti digital yang ada. Ini bertentangan dengan pernyataan sebelumnya yang dibuat oleh militer Israel yang mengakui serangan terhadap rumah sakit melalui media sosial, mengklaim bahwa serangan tersebut bertujuan untuk menyerang anggota Hamas yang diduga berada di gedung tersebut.

Personel medis yang bekerja di lapangan telah menggambarkan serangan tersebut dengan istilah yang sangat kuat, termasuk genosida dan kejahatan perang. Nebal Farsakh, seorang petugas medis dari Bulan Sabit Merah Palestina, dalam sebuah wawancara dengan Al Jazeera yang dilakukan pada hari Rabu tanggal 18 Oktober 2023, menyatakan bahwa tindakan tersebut merupakan kejahatan perang dan genosida.

Nebal Farsakh, seorang petugas medis, memberikan rincian tambahan mengenai situasi menyedihkan di Rumah Sakit Baptis Al-Ahli di Gaza setelah serangan udara Israel. Farsakh menyatakan bahwa banyak warga sipil Palestina telah mencari perlindungan di kompleks rumah sakit tersebut, khususnya setelah Israel memberikan peringatan evakuasi kepada penduduk di bagian utara Gaza.

Menurut Farsakh, orang-orang yang berada di sekitar rumah sakit tidak punya pilihan selain meninggalkan rumah mereka mengikuti perintah tersebut. Namun, mereka tidak dapat mengungsi lebih jauh ke selatan karena infrastruktur dan transportasi yang rusak parah. Farsakh menekankan bahwa tragedi ini khususnya tragis karena semua korban adalah warga sipil yang meninggalkan rumah mereka mencari tempat yang mereka anggap aman, seperti rumah sakit, yang seharusnya merupakan zona yang dilindungi menurut hukum internasional.

Ziad Shehadah, seorang dokter di Gaza, juga berbicara kepada Al Jazeera, menjelaskan bahwa warga sipil meninggalkan rumah mereka dengan harapan bahwa mereka akan lebih aman di sekolah dan rumah sakit. Namun, dalam waktu singkat, banyak yang tewas di tempat yang seharusnya menjadi tempat perlindungan mereka. Shehadah menyampaikan kekhawatiran bahwa jumlah korban jiwa bisa jauh melebihi angka yang sudah dilaporkan dan menyebut kejadian tersebut sebagai “pembantaian”.

Rumah Sakit Baptis Al-Ahli, yang dioperasikan oleh Keuskupan Episkopal Yerusalem dari denominasi Kristen Anglikan, telah mengalami kerusakan parah yang mendapat kecaman dari berbagai pihak termasuk Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), serta negara-negara seperti Mesir, Qatar, dan Turki.

Ismail Haniyeh, pemimpin Hamas, menyatakan bahwa tindakan keras yang dilakukan Israel merupakan bukti kekalahan mereka pada tanggal 7 Oktober dan menyalahkan Amerika Serikat atas dukungannya terhadap Israel dalam agresi yang terjadi.

Haniyeh menegaskan, “Amerika Serikat memiliki tanggung jawab atas serangan terhadap rumah sakit tersebut karena dukungan yang mereka berikan untuk agresi Israel,” ucapnya.

Di tingkat internasional, Rusia dan Uni Emirat Arab telah mengambil langkah dengan meminta diadakannya pertemuan darurat Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk membahas serangan yang terjadi pada rumah sakit di Gaza.