https://journalofserviceclimatology.org/
Lagi-Lagi Krisis Laut Merah Makan Korban, Rusia

journalofserviceclimatology.org – Krisis yang sedang berlangsung di Laut Merah, yang melibatkan serangan-serangan oleh pemberontak Houthi dari Yaman terhadap kapal-kapal yang melintas di kawasan itu, telah menimbulkan dampak yang semakin luas. Kini, konflik tersebut telah mengarah pada insiden yang melibatkan kepentingan Rusia.

Menurut laporan terkini, kapal tanker minyak Marlin Luanda, yang dijalankan oleh Trafigura, menjadi sasaran serangan rudal oleh Houthi di Teluk Aden. Kejadian ini berlangsung setelah kapal tersebut transit melalui Laut Merah pada hari Jumat, tanggal 26 Januari 2024. Kapal tanker yang berlayar dari Yunani menuju Singapura itu terlihat terbakar pasca-serangan.

“Tim penanggulangan kebakaran telah dikerahkan untuk menangani serta mengontrol api yang berkobar di salah satu tangki kargo di bagian kanan kapal. Kami sedang menjalin komunikasi dengan kapal dan secara saksama memonitor kondisinya. Beberapa kapal militer yang berada di dekatnya sedang bergegas ke lokasi untuk memberikan dukungan,” demikian pernyataan yang dirilis Trafigura melalui situs resminya.

Krisis di Laut Merah telah mengakibatkan serangan terhadap Marlin Luanda, sebuah kapal tanker yang mengangkut nafta dari Rusia, bahan mentah yang sering digunakan dalam produksi plastik dan petrokimia. Menurut perwakilan dari perusahaan yang mengoperasikan kapal, kargo tersebut dimuat melalui proses transfer antar kapal di perairan dekat Teluk Lakonikos, Yunani bagian selatan.

Pemberontak Houthi dari Yaman telah mengklaim bertanggung jawab atas serangan terhadap kapal tersebut, dalam sebuah tindakan yang mereka lakukan sebagai bagian dari serangan yang lebih luas terhadap kapal-kapal yang melewati jalur air strategis ini. Serangan-serangan ini telah intensif sejak konflik Israel-Palestina meningkat.

Sebagai respons terhadap ancaman ini, sejumlah operator pelayaran telah menghentikan perjalanan mereka melalui Laut Merah.

Baru-baru ini, koalisi yang dipimpin oleh Amerika Serikat telah mengirim pasukan angkatan laut ke wilayah ini untuk memastikan keamanan pelayaran, seraya melancarkan serangan terhadap target-target Houthi di Yaman. Amerika Serikat dan Inggris juga telah memberlakukan sanksi terhadap kelompok ini, yang telah memicu balasan serangan terhadap kapal-kapal yang terkait dengan kedua negara tersebut.

Dalam wawancara dengan media Rusia, Izvestia, awal bulan ini, Houthi menegaskan bahwa mereka tidak akan menyerang kapal-kapal yang terkait dengan Rusia, dengan menyatakan bahwa mereka berkomitmen untuk memastikan keselamatan pelayaran di Laut Merah, yang merupakan jalur penting bagi negara mereka.

Sementara itu, Moskow belum memberikan tanggapan atas serangan terakhir ini. Pemerintah Rusia telah secara konsisten menyerukan kepada Houthi untuk menghentikan serangan mereka dan mengecam tindakan militer yang dilakukan oleh AS dan Inggris, dengan pernyataan bahwa hal tersebut hanya akan memperparah konflik di wilayah itu.