journalofserviceclimatology.org – Perdana Menteri Thailand, Srettha Thavisin, telah melontarkan tuduhan terhadap Singapura dengan mengklaim bahwa negara tersebut memberikan insentif finansial kepada Taylor Swift agar hanya mengadakan konser eksklusif di Singapura, dan tidak memasukkan negara-negara Asia Tenggara lainnya dalam rangkaian tur nya. Menurut laporan The Independent Singapore dan Bangkok Post pada hari Minggu, tanggal 18 Februari 2024, Taylor Swift dijadwalkan untuk menggelar konser dari tanggal 2 hingga 9 Maret 2024 di Singapura. Bintang pop ini telah merencanakan enam pertunjukan di Stadion Nasional Singapura, yang merupakan satu-satunya pemberhentian di Asia Tenggara untuk Eras Tour nya.
Selama iBusiness Forum 2024 yang diadakan di Bangkok, Srettha Thavisin menyampaikan bahwa Swift dan timnya diberi tawaran antara 2 sampai 3 juta USD (sekitar 31 sampai 46 miliar IDR) untuk setiap pertunjukannya, dengan maksud untuk membatasi penampilannya hanya di Singapura. Dia mengaku mendapatkan informasi mengenai dugaan kesepakatan tersebut dari promotor AEG. Hingga saat ini, pemerintah Singapura, AEG, dan tim Taylor Swift belum memberikan pernyataan terkait klaim ini.
Srettha memuji strategi pemerintah Singapura, menyoroti dampak ekonomi yang signifikan dari konser Taylor Swift. Dia berpendapat bahwa mengadakan acara di Thailand akan lebih murah dan yakin akan mampu menarik lebih banyak sponsor dan wisatawan ke Thailand. Dia memperkirakan bahwa bahkan dengan subsidi sekitar 500 juta baht (sekitar 219 miliar IDR), manfaat ekonominya akan sangat besar.
Dampak ekonomi dari Eras Tour digambarkan sebagai ‘mengejutkan’. Kota dan negara tuan rumah menikmati peningkatan pendapatan yang signifikan dari tur. Hanya di Amerika Utara saja, tur ini diperkirakan akan menghasilkan pendapatan sekitar 2,2 miliar USD (sekitar 34 triliun IDR). Valuasi ekonomi dari tur tersebut juga telah ditingkatkan menjadi lebih dari 5 miliar USD, melebihi Produk Domestik Bruto dari 50 negara.
Di Amerika Serikat, dilaporkan bahwa penggemar Taylor Swift rata-rata menghabiskan sekitar 1.300 USD (sekitar 20 juta IDR) per orang untuk tiket, perjalanan, pakaian, dan merchandise. Menyusul keputusan untuk tidak memasukkan Thailand dalam Eras Tour, Srettha telah berjanji untuk menarik konser-konser superstar lainnya ke Thailand.
Sebelumnya, pada bulan Juli 2023, Pita Limjaroenrat dari Partai Move Forward juga telah mengundang Taylor Swift, yang dinobatkan sebagai Person of the Year oleh Time, untuk mempertimbangkan menambahkan Thailand ke dalam itinerari Eras Tour nya setelah pertunjukan yang direncanakan pada tahun 2014 dibatalkan.